Apa kendalamu saat mencoba hal baru ?

Klik disini untuk melihat sumbar gambar

Manusia adalah makhluk sosial, manusia adalah orang, manusia adalah gue, dan manusia butuh uang.
Ya, sebagai makhluk sosial, manusia juga makhluk ekonomi.
Nah, Kalau udah ngomongin tentang ekonomi tentunya kita tertuju sama satu benda yang sangat vital posisinya dalam perekomian.
Apa itu ?
Uang!!!
Iya bener uang !
Benda kecil yang ukurannya tidak pernah melebihi ukuran selembar buku bintang obor dan tidak pernah lebih gede dari piringan hitam ini adalah benda ekonomi yang sangat vital yang gue maksud.
Uang itu penting, gunanya banyak.. kalau pun sebagian pepatah mengatakan segala sesuatu itu bukan Cuma masaalah uang, gue sebagai mahasiswa jurusan ekonomi jelas tidak setuju.
Karna apa ?
ya karna siapa bilang di zaman sekarang  itu segala sesuatunya ga pake uang .?
Mau buang kencing aja pake uang, apalagi kalau mau beli kencing ! fiiuuhh,, uang banget men.
Oh ya, ngomong-ngomong masalah uang nih ya,  tentunya kita semua pasti berfikir tentang cara dapetin uang.
Gimana sih cara dapetin uang ?
Sebenarnya cara dapetin uang itu sangat banyak men,
Mulai dari minta sama orang tua, ngemis di jalanan, bikin warung kecil-kecilan sampai yang paling parah maling jemuran .. iya maling jemuran !
Emang jemuran bisa di uangkan ?
Ya bisa lah, dari sekian jumlah jemuran yang lu maling kan bisa aja tuh ada recehan yang masih terselip di beberapa saku jemuran. Iya kan ?
Oke, lupakan soal jemuran.
Sekarang gue mau bahas yang tentang cari uang dengan buka warung kecil-kecilan.
Iya gue udah ngelakuin yang itu.
Nah, ngomong-ngomong masalah buka warung nih ya, ada beberapa hal yang bikin gue kesulitan dan tidak jarang bikin gue salah tingkah.
Apa aja hal-hal yang gue maksud ?
Bingung gimana cara bikin minuman.
Kalian suka minuman manis ? suka susu ? suka teh ? suka sama gue ? Oke, itu kesukaan yang baik.!
Nah kalau kalian suka yang manis, suka susu, suka teh, dan suka *teeetttt  (yang terakhir ga gue masukin) tentunya kalian tau dong ya, seberapa takaran kemanisan sebuah minuman ?
Lidah kalian tentunya sudah akrab dengan yang namanya manis.
Sekarang gue mau kasih tau rahasia terbesar dalam hidup gue (hidup yg sebenarnya datar-datar saja) ini bahwa gue adalah satu dari beberapa manusia yang ga suka dengan yang namanya minuman manis. Gue juga heran men, apa penyebab lidah gue ini ga bisa akrab sama yg namanyanya minuman manis. Kalau dibaca sejarah sih lidah gue ga mati rasa, sebab emak gue bilang sewaktu kecil gue adalah anak yang paling doyan (red : nagih) sama yang namanya makanan dan minuman manis. Mungkin semua berubah karna negara api mulai menyerang. (haha)
Lantas apa hubungannya sama postingan ini ham ?
Ya jelas adalah,
Sini gue jelasin. Berdasarkan paparan gue diatas dapat disimpulkan bahwa sampai pada hari ini gue belum juga bisa menyukai kembali minuman manis yang kabarnya sangat gue doyani sewaktu kecil. Karna hal tersebut, pantaslah gue (cowok sispack kurus) ini tidak biasa membuatkan sebuah minuman manis untuk para pengunjung warung. Wal hasil pada awal gue buka warung, gue banyak sekali menerima komplain dari para pengunjung kedai gue. Para pengunjung (baiknya kita sebut pembeli saja) berkomentar tentang minuman yang telah gue bikinkan.
Mulai dari bilang kalau minuman yang gue bikin airnya kebanyakan, kopinya kurang hitam, susunya kurang empuk manis sampai dengan gelasnya kurang bundar. Fiiuuhh, emang bener-bener nih para pembeli, bikin gue malu dan terharu aja. Nah, kendati demikian yang sudah terjadi dengan gue, alhamdulillah sifat pantang menyerah yang di benamkan allah dalam diri gue masih tetap belum hilang. Ya gue tetap melanjutkan perintisan warkop kecil-kecilan itu. Dan gue berusaha dan berjuang sekuat batman untuk menghasilkan minuman yang berkualitas.  Walau pun tidak berhasil dalam waktu yang singkat, setidaknya waktu bisa menjawab semua perihal kesulitan yang telah menimpa gue (yang jomblo ini) dan pada akhirnya minuman-minuman yang gue bikin tidak salah takar lagi. Mungkin inilah yang di sebut keajaiban dari fakto kebiasaan.
Gue ga bisa masak
:Permasalahan yang kedua yang gue hadapi dalam usaha merintis warung kecil-kecilan ini adalah “Gue ga bisa masak”. Sekali lagi gue tekankan “gue ga bisa masaaaak !”
Teman 1 : “Masak sih lo ga bisa masak ham ? ah payah ! gimana mau jadi bapak rumah tangga yang baik kalau lo ga bisa masak kayak gini ?”
Teman 2 : “Masak mie kan bisa?”
Oke, tenang teman-teman, duduk baik-baik.
Gue akan jelasin.
Untuk Teman 1 : “Sebagai cowok yang baik (muji diri sendiri) dengan jujur gue katakan bahwa memasak bukanlah termasuk keahlian gue. Terakhir gue coba-coba masak gue Cuma berani masak air dan hasilnya pun air yang gue masak kering sendiri di dalam panci *gue masak dengan durasi yang berlebihan.
Untuk teman 2 : “emang sih gue bisa masak mie, munafik sekali kalau misalnya gue ngaku ga pernah masak mie. Tapi yang perlu gue tegasin disini adalah mie yang sering gue bikin ga layak di sebut memasak, karna mie yang sering gue bikin hanya dengan metode tuang ke dalam mangkuk dan rendam dengan air panas *tidak ada kata-kata tungu sampai mendidih yang gue terapin saat masak mie. Setelah mie terlihat lunak masukan bumbu dan kemudian silahkan masukan ke perut. Itu bukan masak men, ! itu merendam !
Nah, sahabat gue yang bersih hatinya, ini adalah permasalahan yang gue alami ketika awal-awal buka warung kecil-kecilan. Memasak adalah kerjaan yang terlihat mudah dan kerap kali gue sepele kan dengan anggapan “ah masak mie apa susahnya sih”.Tetapi Benar adanya tentang apa yang orang bilang bahwasannya Tindakan meyepele kan suatu hal emang ga baik, itu terbukti saat gue pertama bikinin mie untuk para pengunjung warung gue.
Begini ceritanya :
Pengunjung warung meminta dibuatkan mie rebus pake telur dan gue dengan gagah beraninya meluncur kedapur dengan beranggapan gue bisa bikin mie yang enak. Nah, tanpa pikir panjang gue nyalain kompor, trus gue gorengin bawang, gue gorengin segala bentuk rempah (gue beranggapan bahwa dengan menambahkan rempah rasa mie akan bertambah nikmat). Setelah semua rempah berhasil gue goreng gue tuangkan air kedalam wajan dan menunggu sampai airnya mendidih. Gue sengaja menggunakan sedikit air karna dengan begitu bumbu mie akan lebih terasa (*pikir gue dalam hati). Setelah air dalam panci mendidih gue masukin mie terlebih dahulu dan menunggu beberapa menit. Sekarang mie sudah terlihat lembek dan gue yakin inilah saatnya gue masukin telur kedalam wajan, Namun yang terjadi bukanlah gue memasukan telur kedalam mie,  melainkan mencampurkan telur kepada mie (dan jadilah mie bergelimang telur bukan mie ditambah telur). Hufft, lega akhirnya mie bikinan koki ilham selesai juga (pasang mimik sombong).
Sekarang mie udah selesai gue masak, itu tandanya gue Cuma tinggal menyalin ke dalam mangkuk dan memberikan mie itu ke pembeli.
Pembeli menyantap mie bikinan gue...................................................... 10 menit kemudian.
“Bang, lho lagi ngidam ya ?”
“engga kok, gue Cuma lagi jomblo aja, kenapa ?”
“yakin lah sumfah, ini mie pertama dan teraneh yang pernah gue makan. Asin bener men -_-“
“masak sih ? tapi kok mie nya tetap lho habisin ?”
“ya jelas gue habisin lah, daripada mubajir dan perut gue keroncongan trus gue mati kelaparan ?”
FhhiiiiuuuuhHhh... ada petir yang menyambar ke otak gue, satu lagi protes dari pembeli. Itu berarti gue masih perlu banyak belajar men. Pepatah bilang, kegagalan adalah sukses yang tertunda, dan gue berfikir kalau gue ga gagal kok Cuma gue belum sukses aja. Semenjak kejadian malam itu gue akhirnya rajin browsing di internet “bagaimana sih cara bikin mie yang ga asin”. Dan disini waktu masih berperan vital, waktu masih berjasa besar mengajarkan gue bahwasannya “hanya dengan keterbiasaan lah semuanya itu akan sesuai takarannya”.
Lupa harga
Di warung begitu banyak barang daganngan yang di jejerkan di perdindingan. Mulai dari sabun mandi, sabun makan, sampai dengan sampo kambing. Tak lupa pula di meja-meja gue jejerkan beberapa makanan ringan seperti permen, kacang-kacangan, dan batu akik (yg terakhir bukan makanan ringan).
Dengan banyaknya ragam barang dagangan seperti itu tak jarang membuat gue jadi lupa detail harga tiap-tiap barang yang ada di warung gue sendiri. Ya begitu lah manusia, sering khilaf dan juga lupa.
Tapi lagi-lagi gue tekankan bahwa faktor keterbiasaanlah yang kembali menolong gue yang be-keterbatasan mengingat banyak hal secara detail ini.
Was-was besok bakal bangun kesiangan
Sebagai seorang calon sarjana yang baik gue selalu berusaha membiasakan hal-hal yang baik pada diri gue sedini mungkin. tapi apa hendak dikata, sebagai manusia biasa gue hanya bisa berkeinginan kepada hal-hal yang baik, sementara mengenai apa fakta yang akan terjadi itu adalah di luar kuasa gue (selaku mahasiswa komunitas tuna asmara).
Buka warung kopi itu artinya gue harus rela mengorbankan jam tidur gue. emang sih setelah gue masuk kuliaj keharusan untuk bangun pagi sudah tidak ada lagi, tapi secara jujur gue katakan gue sangatlah membenci yang namanya bangun kesiangan . karna apa ? karna gue pribadi merasakan sesuatu yang teramat tidak ingin gue rasakan saat bangun. Apa itu ?
  • rasa iba hati
“mau jadi apa gue kalau bangun kesiangan terus”,
  • kalau bangun kesiangan gue merasa separuh waktu gue udah gue buang secara mubazir sementara agama gue mengajarkan tentang sangat tidak baiknya membuang waktu. “Wal ashr”
  • gue merasakan malu pada sekitar, kalau-kalau sekitar gue tau gue adalah orang yang selalu bangun kesiangan. Mereka pasti berfikir kalau gue ini adalah orang pemalas.
Nah, terlepas dari semua rasa yang gue rasain saat bangun kesiangan itu, gue tetap tidak bisa berbuat apa-apa. Karna apa ? karna hidup adalah pilihan, dan apa yang gue jalani sekarang adalah murni pilihan gue. Gue milih buka warung berarti gue juga harus rela bangun kesiangan terus (kesiangan karna harus begadang semalaman).


Oke, itulah beberapa kendala yang gue temui saat gue mencoba peruntungan dengan membuka warung kecil-kecilan. Doa-in ya agar gue sukses dengan kehidupan gue yang malang ini. Doa-in agar gue cepat wisuda dan bisa dapat kerjaan yang bagus setelah wisuda atau doa-in gue supaya jadi sarjana yang berguna setelah lulus (membukakan lapangan pekerjaan untuk orang2 misalnya.. hehe).
Pelajaran yang dapat gue petik dari kejadian-kejadian di atas adalah :
Sebagai manusia (apalagi udah mahasiswa) gue harus segala bisa dalam mengerjakan sesuatunya, tak terkecuali mengerjakan hal-hal kecil yang oleh sebagian orang di anggap remeh.
Gue bisa belajar dari faktor keterbiasaan. Dan gue berkesimpulan bahwa “gue belum bisa atau masih gugup karna memang gue belum terbiasa”.
Gue bisa belajar bahwa hidup ini ga akan pernah bisa kita tebak. Gue ga akan pernah tau bakal jadi apa gue di masa depan. Ya walau pun gue punya cita-cita besar, tetaplah tuhan yang akan jadi penentu pada akhirnya nanti. Gue sebagi manusia hanya bisa berusaha dan berjuang sekuat tenaga. Dan yang paling penting gue Cuma harus memerankan peran gue dengan sebaik-baiknya sesuai peran apa yang telah di amanhkan tuhan kepada gue dalam skenarionya.
Bagi kalian yang juga pernah memiliki pengalaman menyepelehkan hal kecil yang rupanya sangat berarti besar silahkan tulis di komen box.



Terima kasih.

5 Penyebab GUE GALAU

Sumber gambar


Definisi "galau" menurut versi gue yg notabene bukan seorang ahli, adalah galau merupakan sebuah keadaan dimana sang penderita (penyakit galau) merasa berada di titik terendah di dalam kehidupannya, yang di tandai dengan berkecamuknya berbagai macam hal2 dan prasangka2 negatif dalam hati juga pikirannya, di tambah lagi dengan wujud yang tidak menceriakan yang terpancar dari wajah si penderita kegalauan.

Bicara soal galau, gue adalah salah satu yang juga sering  terjangkit jenis virus yang satu ini. sumpah, galau itu benar2 ga enak !
galau ini bisa terjadi dikarenakan oleh beberapa hal, dan berikut adalah penyebab galau yang gue tahu dan rasain sendiri :


Ga punya pacar

Pertama dan paling utama sekali marilah kita mengheningkan cipta sejenak untuk gue yang sampai dengan detik ini belum bisa dapetin pujaan hati. *mengheningkan cipta mulai.
Ya, ga punya pacar adalah faktor paling pertama yang menyebabkan gue galau.
Sebagai contoh, misalnya Hari ini adalah hari sabtu, hari dimana semua kaum berpasangan sangat bergembira menyambutnya dan sabtu adalah hari yang berada dalam urutan ke-6 dalam satu minggu. Sabtu malam adalah malam minggu, malam dimana gue di paksa harus meluk guling atau paling tidak ngacak-ngacakin laptop (berharap ada cewek yg nyelip di laptop gue). Mau bunuh diri gue belum wisuda, mau minum baigon gue ga suka pahit, dan terpaksa lah gue menahan diri dalam ketiadaan seorang kekasih seperti saat ini. menyedihkan bukan ? menyedihkan memang !


Diputusin Pacar

Nah, gue mau kasih tau kalau beberapa waktu yang lalu gue sempat gantung stastus kejombloan. iya bener, gue sempat pensiun dari status jomblo men ! *dahsyat.
gue pernah punya pacar kok ! *Hore (tepuk tangan)
lho bisa bayangin kan, betapa sumringahnya wajah gue yang notabene memiliki durasi kejombloan yang relatif lama tapi tiba-tiba dapat pacar . iya gue senengnya minta ampun men !
tapi itu cuma bertahan sesaat, sampai pada akhirnya gue di putusin dengan cara yang tidak berpri-keputusan.
lantas apa yang terjadi setelah itu ?
*tepuk tangan* bener gue GALAU !


Ga punya Gebetan

Ga punya pacar itu lumayan, tapi ga punya gebetan lebih menggeneskan. Ya, ini adalah faktor ketiga yang menjadi penyebab gue galau. Saat para teman, sahabat, handai taulan, dan pemuda-pemudi di selingkungan tempat tinggal gue sudah pada berpasangan gue masih tetap begini-begini aja. Jangankan buat dapat pacar, gebetan aja gue ga punya. jadi wajar kalau di wajah gue kadang terpancar aura kegalauan yang begitu maha dahsyat.
menyedihkan bukan ?
menyedihkan memang !


Dosen yang tak berprikedosenan

Hai pembaca *melambaikan tangan.

Disini ada yang mahasiswa/i ?

kalau ada tentunya kalian tau dong ya apa yang gue maksud tentang dosen yang tidak berpri-kedosenan ?

Oke kalau kalian tau lantas sakitnya itu seperti apa  kala hal ini terjadi sama kalian ?
Nah, Gue pribadi merasakan sakitnya tuh disini men (nunjuk hati). 
Begini ceritanya,
beberapa waktu yang lalu (menjelang UAS) gue  di bikin geger oleh penampakan kertas absen yang di berikan oleh dosen X sama gue. bagaimana tidak men, saat gue baru saja membuka lembaran kertas absen gue menyaksikan pemandangan yang sangat tidak enak di pandang mata. Masa absen gue selama 1 semester (6 bulan) cuma satu. selebihnya kosong -_-. Padahal kalau gue inget-inget lagi, gue absen baru 3 kali, dan itu masih bersisa 1 lagi jatah absen gue. Setelah gue tanya ke temen, ternyata so Dosen X sekali masuk langsung ambil absen 3 Kali. itu makanya waktu gue ga masuk selama 3 hari absen gue jadi berlipat ganda.
menyedihkan bukan ?
menyedihkan memang !


Dompet Kosong

Bicara tentang dompet apa yang terbayang oleh kalian ?
SIM ? KTP ? STNK ? FOTO MANTAN ?
bukan, ! bukan itu yang gue maksudkan.
Oke mari kita bedah.
bicara tentang dompet, tentu kita terbayang tentang isi di dalam dompet. 
Iya, bener isi nya uang. Walaupun sebagian nenek-nenek nyimpen uang di tali BH gue tetep maknain dompet sebagai tempat menyimpan uang.
Apa yang terjadi saat di dompet tidak sepeserpun uang yang terlihat ?
DOMPET TERLIHAT SEPERTI KOPIAH ?
iya, saat dompet tidak berisi sebagian JONES mengalih fungsikan dompet jadi berbagai macam alat bantu, ssperti pengganjel kaki meja, penambah ukuran bokong, sampai dengan Asbak rokok.
Nah, Saat keadaan dompet yang tengah tidak bersahabat berbanding terbalik dengan melimpahnya ajakan oleh teman, saudara, kolega dan istri muda meraja lela apa yang terjadi ?
Benar, GALAU !
teman ngajakin nongkrong kita lagi ga ada duit,
saudara ngajakin ke mall kita ga punya duit,
kolega ngajakin berdonasi ke salah satu perusahaan tapi ga punya duit
istri muda minta di beliin BH original buatan jepang kita ga punya duit ! (berlaku buat yg udah punya istri muda :D )
menyedihkan bukan ?
menyedihkan memang !


Oke, itu lah beberapa penyebab kegalauan yang gue  tahu dan gue alami sendiri. buat kalian yang memiliki hal-hal lain yang menyebabkan kalian galau silahkan tulis di komen box ya.



gue @ilhamabdi93, terima kasih


Alasan yang gue Pake Saat Mutusin Pacar

sumber gambar


Nyari Pacar itu hal sulit, apa lagi buat gue yang bertampang ganteng pas-pas-an ini.
Tapi se- ganteng-ganteng pas-pas-an nya tampang gue, tetep dong gue boleh suka sama lawan jenis. Iya kan, iya dong, iya laaah
Oke, ngomong-ngomong soal dapetin pacar nih ya, gue kebayang sama beberapa kesulitan buat ngedapetin  hati si gebetan, dan itu terjadi waktu gue masih SMK. Susah nya itu seperti ngeringin air laut pake sedotan ale-ale .
hmmm,,, tapi walaupun susah nih ya, gue tetep kok pernah dapetin pacar, ya lumayan lah buat tambahan cerita di sejarah perjalanan hidup gue.
tapi itu semua hanya bertahan sesaat. sampai pada akhirnya gue pun harus putus sama si dia.
Iya, sakitnya tuh disini, gue sempat Ingin bunuh diri ayam saat gue putus sama pacar gue, dan sumfah waktu itu gue ngerasain sesuatu yang belum pernah gue rasa bakal sedahsyat itu, gue JOMBLO men  -_-
Tapi di balik keputus-asaan itu gue mencoba untuk tidak bunuh diri  tetap sabar, dan gue ga boleh patah semangat, Cuma gara-gara ga ada lagi yang ngegantiin posisi pacar yang sebelumnya udah mutusin gue dengan kejinya . *Tisu oh tisu.
Dan ... ternyataa....benar kata pepatah, orang sabar itu di sayang tuhan.
Ini terbukti saat gue pulang sekolah pada suatu hari, di saat gue lagi jalan di koridor sambil ngupil sekolah gue di samperin sama teman gue yang sebenarnya beda kelas sama gue, dia bilang si Sizuka kirim salam ama lho bro.
Yeesss,, yess..
Akhirnya ada juga orang yang mau sama gue yang ganteng pas-pas-an ini.
Dan benar, waktu gue ajak tu cewek ketemuan dia ngaku kalau dia udah lama mendam rasa suka sama gue, kalau ga salah semenjak dia belum sempat punya tetek nginjek kelas 2 SMK.
Bener, dia suka sama gue sejak kelas 1 SMK, sedang waktu gue ketemu ini uda akhir kelas 3.
Akhir cerita kami jadian, dan menjalankan roda Percintaan sebagaimana para remaja ababil lakukan saat pacaran.
Tapi na-as, saat gue udah lulus dari SMK gue merasakan perasaan jenuh yang teramat jenuh. Sumfah, gue bosan pacaran, walau sebagian ababil mengatakan pacaran itu sangat menyenangkan (bagi gue biasa aja). Di tambah lagi waktu gue masuk kuliah, gue ngerasa pacaran ini udah mulai kuno bagi guee pribadi, dan akhir cerita gue nyari cara buat mutusin tuh cewek.
Tapi ampun, gue kira mutusin cewek itu gampang men, dan gue kira  ga bakal ada satu kesulitan pun yang bakal ngehalangin niat gue buat mengakhiri hubungan gue sama dia.
Gue kira nembak cewek itu sulit, tapi  ternyata mengakhiri hubungan itu jauh lebih sulit. Gue udah coba untuk mutusin dia berkali-kali tapi tetap gagal maning, gue sampai ga bisa napas waktu gue nancepin telunjuk kanan dan kiri ke hidung gue sendiri (ya jelas)
Tapi tenang, gue adalah tipikal Badak bercula satu manusia yang ga gampang menyerah begitu aja sama keadaan. Gue bakal nyari cara buat bisa lepas dari jerat asmara yang menyesatkan ini.
“Kalau dengan bicara jujur ga bisa bikin gue lepas dari ni anak, oke gue bakal cari alasan supaya bisa.” Kata gue dalam hati.
Nah, ngomong-ngomong mengenai alasan yang gue pake buat mutusin cewek gue pada saat itu bakal gue paparkan dibawah ini :


Gue beralasan pengen fokus kuliah.
Sore itu gue dan Sizuka jalan ke tempat kami biasa mejeng, dan suasana tempat itu masih sama seperti biasanya. Saat gue mendaratkan odong-odong tempur gue di tempat biasa itu masih terlihat rutinitas alam yang berlangsung di sana seperti, Jemuran warga masih terlihat berayun-ayun seirama dengan gerakan kepala kerbau yang ikut celingak-celinguk, dan tidak lupa jejeran pedagan kaki lima  yang masih terlihat begitu semangat menjajakan kaset bajakan.
“Siz, aku mau ngomong sesuatu sama kamu boleh ga ?”
“boleh kok beb, lo mau ngomong apa ? atau jangan-jangan kamu mau minjem duit lagi buat ke warnet?”
“bukan, aku mau bilang, kita putus aja yaa, masalah nya makin hari hubungan kita ini aku rasa makin ga bermanfaat”
“loh, kok kamu ngomong gitu sih beb, emang aku kurang apa selama ini ? “ Sizuka menangis dan menghabiskan stock tisu pedagang kaki lima yang mangkal di tempat itu.
“kamu ga ada kurangnya kok, malah aku rasa kamu itu cewek paling komplit yang pernah aku punya”. Gue nyoba nenangin Sizuka biar air matanya ga terus mengalir membanjiri tempat para pedagang kaki lima mengadu nasib.
“pokoknya aku ga mu,, huaaaaaaaaaaa” tangis Sizuka makin bejadi-jadi membuat semua yang berada di tempat itu memperhatikan kami. Tak ketinggalan jejeran jemuran ikut terdian dan kerbau berhenti makan saat mendengar teriakan Sizuka yang mengalahkan teriakan serigala itu.
“yaudah, yaudah, kita ga jadi putus, kita tetap lanjut, sekarang kamu diam ya, malu sama kerbau dan jemuran tuh pada ngeliatin”. Kara gue sembari mengusap air mata si Sizuka dan mencoba nenangin dia. Udah kaya adegan2 di telenovela.
Akhir cerita, gue dan Sizuka ga jadi putus, dan gue merasa alasan gue yang pertama gagal total.
Fiuuhhh,, angker juga ya kalau berurusan sama cewek yang cengengnya kelewatan, sumpah gue kelabakan waktu air matanya turun se ember ngalahin air terjun lembah anai.


Kita udah ga satu hati lagi dan aku jenuh
Suatu malam Sizuka nelpon gue, saat gue lagi sibuk ngetikin naskah skripsi buat adik sepupu gue yang mau ujian kompre di paud tempat dia bersekolah.
Seperti biasa, Sizuka nelpon gue dan nanya-nanya hal-hal yang tiap hari nya rada-rada sama.
Iya, sedari gue baru jadian sampe udah setahunan pacaran yang di tanya pas telfon-telfonan pasti ga jauh-jauh dari tema kemaren.
Kamu lagi ngapain ? udah makan belum ? oh iya upil nya udah ga sulit lagi kan di bersihin ? kuliah kamu gimana ? udah ga berantem lagi kan sama anak paud sebelah rumah ? oh ya, gimana keadaan kucing kamu ? dia masih mencret ? dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan lain yang meseti harus gue jawab saat telfonan.
Sempat suatu waktu, kala gue lagi suntuk berat dan lagi frustasi sama sesuatu yang harus secepatnya gue selesaikan, dia nanya-nanya hal yang ga penting sama sekali sama gue. Kalian tentu bisa nebak dong ya gimana reaksi gue ?
Iya bener, gue marah besar, sampai-sampai tanpa sadar gue pernah ngeluarin kata-kata kasar ke si Sizuka ini.
“Beb, kamu udah makan belum, kalau belum makan dulu sana,  kerjaanya di terusin nanti aja”. Kata Sizuka di seberang sana (di telfon)
“iya Siz, tanggung nih, bentar lagi juga siap” balas gue sambil masih tetap ngelanjutin ngaduk-ngaduk adonan ngutak-ngatik microsoft word.
Karna gue paling ga suka kalau lagi fokus di ganggu-ganggu, gue memilih buat naruh tu henpon di bawah bantal sambil terus ngelanjutin kerjaan gue. Sampai akhirnya semua kerjaan gue beres baru gue ngambil lagi tu henpon.
“Siz, kerjaan aku udah selesai, kamu udah tidur belum nih?” tanya gue ke Sizuka karna memang saat gue ngambil balik henpon gue di bawah bantal bunyi di seberang sana sudah hening.
“hmm,, eh.. iya beb, sorry aku ketiduran, gara-gara nungguin kamu juga nih beb.” Jawab Sizuka yang bicara nya terddengar bunyi suara nenek-nenek yang baru bangun.
“Siz, kamu ngerasa ga kalau akhir-akhir ini kita udah ga cocok lagi, kita udah banyak berantem daripada akurnya ?”
“iya kamu udah mulai beda beb, kamu udah ga kayak dulu lagi., ada apa sih ?” jawab Sizuka menirukan rengekan anak ingus.
“Yess,, akhirnya Sizuka peka juga sama tanda-tanda yang udah gue kasih, mudah-mudahan dengan begini dia mau putus” teriakan gue dalam hati.
“beb, kok diam ? kamu ga jawab sih pertanyaan aku ?” Sizuka kembali merengek seperti tapir lagi PMS.
“Siz,, sebenarnya,,, aku,, ingin kita putus,. Kamu ngerasa ga sih akhir-akhir ini aku kasih tanda-tanda kalau kita udah ga cocok lagi ? aku jenuh Siz” suara gue mulai pelan di titik ini.
“hhhhuuu,,,hhhuuuuuaaaaaaaaaaaaaaaaa.... kamu jahat, jangan putusin aku beb, aku mohon, aku ga bisa hidup tanpa kamu.” Tiba-tiba Sizuka kejang  dan speaker hape gue mendadak meletus.
Ke-esokan hari nya Sizuka ngajak gue ketemu lagi, dan gue melihat pemandangan yang tidak enak di pandang mata men, kalian tau apa yang terjadi ?
Mata Sizuka bengkak sebesar kepalanya men !
Akhir cerita gue lagi-lagi ga jadi putus sama si Sizuka.
Hari berlalu, musim berganti, presiden berganti dan bbm pun akhirnya turun. Tapi gue masih tetap aja terbelenggu oleh kisah percintaan yang sebenar nya lebih cenderung ingin gue akhiri secepatnya ini. Sampai pada suatu hari gue nemu ide brilian dan gue rasa si Sizuka bakal nerima alasan gue yang terakhir ini.
Apa itu ?
Ini dia !


Gue beralasan panjang lebar mengenai posisi gue dalam keluarga.
Dari sekian banyak cara yang gue coba, cara terakhir inilah yang paling ampuh dan terbukti bisa ngelapasin gue dari plot asmara yang terkesan monoton dari awal.
Dan ini ulasannya.
Hari iitu cuaca cerah, dan hari hari adalah hari kamis,, iya hari kamis.
Perlu kita ketahui bersama bapak-bapak dan ibuk-ibuk, hari kamis konon adalah hari keberuntungan gue, gue ga tau entah kenapa segala planing jangka panjang gue selalu di mulai dari hari kamis. Ya walau pun di tela-ah lagi gue sebenarnya lahir pada hari minggu pagi di bulan juni 1993 (ah apa ini ?)
Oke, intinya hari itu adalah hari kamis, gue dan Sizuka kembali kehabitat masing-masing nge-date di tempat biasa. Dan seperti hari-hari sebelumnya suasana masih seperti biasa.
Gue dan Sizuka bercerita-cerita ria pada hari itu, walaupun dalam hati gue jenuh nya minta ampun akibat tema percerita-an kami ga berubah-ubah, gue tetap maksain buat tetap terlihat betah di samping Sizuka. Sampai pada akhirnya gue kembali ngucapin kata putus (yang di iringi backing track lagu doraemon).
Dan kalian tau apa yang terjadi ?
Gue tetap ga bisa putus sebab dia masih ga mau *gue nangis darah.
Tapi bukan gue namanya kalau terlalu cepat menyerah.
Gue tarik nafas dalam dalam (sedalam samudera) dan akhirnya gue ngomong baik-baik sama si Sizuka.
Gue bilang ke dia begini :
Siz, aku harap kamu bisa mengerti sama keadaan aku dan keadaan hubungan kita. Hubungan ini terlalu hambar buat di terusin Siz. Oke aku akui aku salah karna udah nembak kamu dan ngajak kamu jadian pada hari itu. Tapi bener Siz, aku ga nyangka kalau hubungan kita ini malah jadi penghalang buat aku meniti karir dan melanjuti pendidikan.
*Sampai disini Sizuka terlihat masih nahan air matanya dan berusaha tetap tenang karna pada waktu itu gue ngomong begitu serius dan tak seserius biasanya.
Di saat Sizuka menahan air matanya, saat tu pula dia terlihat begitu lemah dan terlihat sudah tidak kuat lagi untuk menahan tangis nya.
Dan benar.... huaaaaaaa.. *Sizuka nangis.
Tapi tangisannya kali ini tak sekeras biasanya (dalam hati gue mikir mungkin dia udah mulai lelah mempertahankan gue).
Sizuka bilang begini :
Beb, sebenarnya jujur ya, aku udah terlanjur cinta mati sama kamu, dan aku ga bisa bayangin apa jadi nya aku kalau tanpa kamu. Gimana dengan aku yang udah terbiasa dengan kehadiran kamu bisa kuat menjalani hari ini dengan tidak lagi bersama kamu. Bagaimana dengan kenang-kenangan kita yang udah terekam jelas di pikiran aku. Kamu jahat beb.
Dan gue jawab begini :
Siz, tentang bagaimana kamu setelah tiada aku ga usah kamu risaukan, toh kita masih bisa ketemu kan , kita masih bisa berteman kan ? pula aku benar-benar tidak bisa lagi melanjutkan hubungan ini Siz,.
Kamu tau kan aku ini anak lelaki satu-satunya dan yang paling sulung, dan aku memiliki tanggung jawab yang besar dalam silsilah keluarga ku nanti.
Aku akan, menjadi mamak bagi para kemenakan aku, aku bakal jadi tulang punggung nantinya saat bapak aku udh ga kuat lagi buat cari nafkah dan aku pernah bercita-cita untuk melanjutkan pendidikan ku ke jenjang pendidikan yang paling tinggi Siz, dan aku rasa kamu ga bakal kuat untuk nungguin aku.
Aku berharap kamu bisa ngerti Siz, kamu harus kuat, mengenai kenangan kita biar lah itu tetap menjadi kenangan, lagi pula aku kan pernah biilang ke kamu kalau “segala sesuatu nya itu bisa lancar saat semua nya udah terbiasa”. Kamu ingatkan ?
Jadi aku minta kamu jangan terlalu merisaukan kenangan dan harapan kita.
Kalau kita jodoh bakal ketemu lagi kok.
ADA YANG NANGIS SAMPE DISINI ? ATAU ADA YANG KEBAWA SUASANA ?
Wajar, karna gue pribadi merasakan perasaan yang luluh lantah pada saat hari itu. Tapi alhamdulillah sejak saat itu Sizuka udah mau dan tegar ngelepasin gue yang Ganteng Pas-pas-an ini.
Dan kami pun bisa kembali ke kehidupan masing-masing seperti mana sebelum kami jadian.

Nah, itu lah beberapa cara yang pernah gue terapkan saat gue berada di zona sulit (mutusin pacar).
Buat lho mantan gue, kalau misalnya ngebaca postingan ini gue harap lho maklum ya, karna sekarang gue lagi belajar buat nulis. Maafin gue kalau misalnya pada saat lho baca postingan ini puing-puing kenangan kita ke-review kembali.
Gue ga maksud kok buat nostalgia dan memunculkan kembali kenangan-kenangan itu. Gue nulis beginian Cuma dengan tujuan agar blog gue ini ga terlantar begitu aja. Sayang kan gue udah capek-capek bikin blog trus  yang nge-isi blog ini bukan tulisan tapi roh-roh tulisan yang belum sempat gue lahirkan.
Buat para pembaca gue, terima kasih ya, karna kalian sampe hari ini masih bersedia membaca tulisan gue ini. yang  kalau di pikir-pikit lagi ini tulisan lebih condong ke arah curhat ga jelas  dari gue :D
Nah bagi kalian yang juga punya pengalaman dalam hal kesulitan mutusin pacar kalian bisa tuliskan beberapa alasan yang kalian pake buat ngeyakinin pasangan kalian kalo kalu sedang ingin PUTUS.
tulis di komentar ya kalau ada.

Gue @Ilhamabdi93 terima kasih !