Mungkin ini yang mereka bilang "sulitnya Move On"

Hari ini, Sabtu 26 desember 2015. Hari dimana gw untuk terakhir kalinya bangun pagi di tempat ini, mandi pagi terkahir kali di kamar mandi ini, sarapan terakhir kali di tempat ini, dan tentunya tidur terakhir kali di tempat ini.
tulisan ini gw tulis di dalam kamar sempit tempat tinggal gw. Dan esok pagi gw udah ga lagi tinggal disini.
Gw mau pindah rumah guys :(
Berat juga rasanya.
Gw masih ingat peristiwa 6 tahun yang lalu, dimana untuk pertama kalinya gw datang kerumah ini. Ada sedikit rasa canggung, sedih, dan pastinya risih dengan suara knalpot kendaraan bermotor yg lalu lalang di halaman depan rumah ini. Gw juga masih ingat gimana kewalahannya gw memejamkan mata untuk pertama kalinya di kamar rumah ini, brisik. 
Gw juga masih ingat betapa sepi nya gw di rumah ini. Karna memang teman sejawat gw disini terbilang sedikit. Ah galau berat gw waktu itu.
Namun, lambat laun gw akhirnya bisa menerima keadaan dan mulai terbiasa tinggal disini. Setelah gw pikir2 banyak untungnya juga.
Yg pertama, gw ga mesti capek2 lagi pergi jalan keluar untuk naik angkot pergi kesekolah. Karna rumah ini hanya berjarak sekitar 5 meter dari bibir jalan raya. Kalau di bandingin t4 tinggal gw sebelumnya mah jauh bedanya. Gw kudu berjalan sekitar 700 meter kurang lebih.
Yg kedua, gw baru sadar kalau ternyata maksud ortu gw pindah saat itu adalah supaya  para konsumen yg bakal memesan seragam olahraga sama ortu ga perlu susah2 buat menemukan rumah gw. (Bapak gw bikin seragam olahraga sekolah, dan ibu gw ngajar di SD).
Yang ketiga, temen2 gw juga ga kesulitan utk menemukan tempat tinggal gw  kalau mereka ingin main ke tempat gw.
Dan yang ga kalah pentingnya adalah, di kamar rumah inilah tempat awal gw merajut mimpi gw.
Kamar sempit yang bagi gw adalah laboratorium untuk bereksperimen banyak hal. Kamar sempit yang bagai ruangan menyepi bagi gw kala sedang patah arah.
Kamar sempit dimana gw memulai segalanya. 
Dan kamar sempit yang bagai istana tempat gw bertahta dengan berjuta mimpi yang terlukis di dalamnya.
Dan kamar ini adalah tempat gw berfantasi tentang impian2 yang pengen gw capai dalam hidup.

hari ini, 6 tahun sudah semuanya berlalu. Malam ini untuk terakhir kalinyz gw tidur di dalamnya. Malam ini adalah malam terakhir gw merenung dan memutar kembali rekaman kenang2an gw di langit-langitnya. 
Guys, apa kalian tahu gimana beratnya berpisah dengan sesuatu ?
Setidaknya itu yg sedang gw rasain saat ini.
Dan tak tahu mengapa, saat gw menulis ini air mata gw ikut mengalir.
3 hari belakangan gw bawaannya sedih terus guys, setiap pulang dari kuliah gw selalu mandangin rumah ini dari balik jalan. Gw iba hati, gw sedih, gw galau, dan gue bangga dengan rumah sederhana ini.
Meski besok gw udah ga disini lagi, semua kenangan tentang rumah dan kamar ini akan selalu hidup di hati gw.. 
Walau besok rumah ini bakal di robohin sama pemiliknya, (bakal dirubH jadi ruko) setidaknya semua gambar tentang rumah ini telah gw simpen rapat2 disuatu tempat (di laptop gw).

Andai bisa bicara dengan rumah, gw pengen bilang :
Gw sayang sama lu, gw cinta sama lu, dan berat banget rasanya saat harus berpisah sama lu. Makasih ya rumah, lo udah mau jadi tempat buat gw merajut mimpi, udah mau menjadi tempat buat gw menemukan jati diri, dan lu udah ngasih banyak kenangan indah bagi hidup gw. Lu ga bakalan pernah gw lupain. Kemanapun kaki gw bakal melangkah, dan sejauh apapun gw bakal pergi, gw tetap pernah berdiam dan bahagia di dalam lu.
Oh ya, gw udah ninggalin sesuatu di buat lu. Itu gw selipin di dinding retak di sudut bawah ruangan depan. Bukan apa apa sih, cuma benda kecil, tujuannya biar lu ga terlalu sedih saat gw tinggalin. Dan anggap aja sesuatu yg gw tinggalin itu adalah kenang2an buat lu.
Sekali lagi gw mau ngucapin terima kasih ama lu rumah. terima kasih banyak. Mudah2an setelah gw pindah nanti, ada yang bakal ngegantiin ge buat tinggal di dalam lu lagi. Dan walau pun gw udah pergi, jangan pernah lu buang ya kenang2an gw. Rekaman2 hidup gw selama 6 tahun belakangan.
Gw janji, selagi gw ada waktu gw bakalan sering kok lewat sini. Dan gw bakal liatin lo dari seberang jalan :')
Untuk sekedar say hello mungkin, atau buat natap lu beberapa saat.
Bye rumah labuah, gw pamit ya..
See u next time.
:')

Sabtu, 26 Desember 2015.
Kamar rumah labuah, gang jengger.
@ilhamabdii

Teruntuk kau yang kusebut "Permataku"

Aku selalu bermimpi dan bercita-cita untuk dapat berolehmu. Sosok indah yg dengan hanya memandangmu saja aku dapat merasakan separuh kebahagian di atas dunia. Sosok anggun yang bilamana ku tatap kamu, maka mengalirlah embun sejuk dalam jiwaku yang mulai gersang dan mengering. Dan sosok bidadari yang bilamana kusebut namamu maka bergetarlah seluruh hatiku.

Mungkin kau tiada pernah menyadari keberadaanku yg senantiasa menjadikanmu buah bibir dihadapan mereka sejawatku. Yang menjadikanmu oase ditengah kering dan meradang nya duniaku. Dan yg senantiasa bermunajat atas nama cinta yang diturunkan-Nya kepadaku.

Kau Permataku. Meski mungkin aku hanyalah batu biasa di dasar sungai yg sedang keruh.
Kau mawar indahku. Yang meski berduri sangat tajam, tiada pernah berkurang niatku untuk dapat berolehmu.
Kau juga kemustahilan bagiku. Yg bilamana ku inginkan kamu adalah sama halnya dengan merebut hak orang lain.

Permataku. Ini adalah ungkapan kegalauanku semenjak aku menemukan sosok bidadari sepertimu. Ini adalah separuh dari sekian banyak yang ingin aku tumpahkan sebagai wujud pengakuanku kepadamu.
Bagaimana mungkin aku menipu diriku sendiri dengan berpura-pura acuh padahal aku memperhatikanmu dari jauh.? dan bagaimana mungkin aku mendustai diriku sendiri yang senantiasa menyebut-nyebut kamu dalam setiap lamunanku.

Engkau adalah cita-citaku. meski nyatanya kau adalah kemustahilanku.
Kau adalah mimpi terbesarku. Meski untuk dapat bersamamu adalah benar-benar memang mimpi belaka.
Kau adalah apa yang selalu aku tulis, meski sebenarnya aku hanyalah apa yang tidak pernah sudi kau baca.

Selasa, 15-12-2015 (Ilham Abdi)

Seperti Redup Rindukan Terang

Dalam hidup tiada yang pernah ingin merasakan patah hati. Benarkah begitu ?
Tapi bukankah tiada yang dapat menangkal datangnya patah hati ?
Ya Setidaknya itulah yang tengah menimpaku saat ini. Ia datang tanpa bisa dicegah, dan di hadir tanpa pernah bisa ku prediksi sama sekali.
Sama hal nya, dengan aku yg tiada kuasa untuk meramalkan pertemuan itu. Ya pertemuan kita !
Aku menyebutnya pertemuan luar biasa, luar biasa aku bahagia lebih tepatnya.
Sebelum pada akhirnya pertemuan itu berubah jadi malapetaka bagi diriku yang senantiasa gegabah menaruh rasa suka, dan yang terlalu cepat mengatakan aku cinta.
Aku merasa hatiku tiada salah.
Dan Diriku tiada berdaya,
Bukankan mata ini senantiasa lebih suka pada keindahan ?
Itu lah sebabnya tatapanku selalu condong ke arahmu, meski logika berjuang pula memalingkanku dari menatapmu.
Kini, Meski aku tetap tiada dapat memilikimu. Aku hanya ingin engkau tahu.
Bahwa Aku membutuhkanmu
Seperti redup yang rindukan terang
Seperti kering dambakan hujan.

@ilhamabdii 09 Des 2015

Adalah Kejutan Bahagiaku

Kau tahu ? Apa hal paling mengejutkan bagiku ?
Bukanlah suara petir yang menggelegar hingga memekakkan gendang telinga, bukan pula bertemu sosok buas yang senantiasa menerkam mangsa, dan jelas pula bukan kabar akan meledaknya matahari esok hari.

Benar kau ingin tahu ?
Baik akan kuberi tahu.

Aku terkejut hanya oleh kehadiran. Ya kehadiran. Dan itu Kehadiranmu.
Entahlah ada apa dengan diriku. Berbagai macam rasa merangsek masuk dalam jiwaku saat mendapatimu.
Atau barangkali inikah yang mereka sebut-sebut dengan cinta ? Aku merasa takut hingga bergetar berdiriku. Aku merasa takjub hingga melayang anganku jauh. Aku merasa bangga hingga tak sadar membusung dadaku. Dan aku merasa terharu hingga tak salah bila aku menitikkan air mata.

Kehadiranmu ini aku sebut dengan kejutan bahagiaku. Karna apa ? Yaaa karna aku tertawa ketika bahkan tak ada hal lucu sekalipun untuk di tertawakan. Aku terharu ketika bahkan tak ada kisah atau cerita menyedihkan. Dan aku meneteskan air mata ketika benar-benar tak ada hal sedih atau perihal kehilangan yang patut kutangiskan.

Cinta, Terima kasih untuk hadirmu. Ini kejutan paling hebat dalam hidupku.
Dan kasih, terima kasih atas cintamu. Ini Kedamaian paling damai yang pernah aku dapatkan dalam perjalananku.

Ada yang perlu kau tahu.
Aku mungkin tak kuasa menjaminkan kita akan selamanya, akan sampai pada tahap apa, seberapa lama dapat bersama, dan akan berakhir seperti apa pada akhirnya kita. Hanya saja perlu juga kau ketahui, bahwa aku senantiasa berjuang untuk selalu menjagamu, menjaga hatiku dan pastinya menjaga kita.

Hingga pada akhirnya, hanya engkau air penyejuk pelepas dahaga jiwa ketika aku dibuat kelelahan oleh dunia.

"Ilham Abdi, 04.12.2015"